VERNACULAR GOVERNANCE DAN PENGARUHNYA TERHADAP POLA SPASIAL KAKI LIMA DI KEMAYORAN

Abstract: Street vendors as a representation of private informal economy businesses, seem to be perennial urban problem in big cities Indonesia, well other Southeast Asia. This is due the presence those who intervene city's public spaces, namely sidewalks and roads-which are stipulated prohibition on businesses. However, there times when existence street treated permissively, seen form that allowed exist. In several studies, this situation supported because involvement public-private actors meta-space network or spatial topology. research structured development previous studies. While researchers have introduced terms, study another term, vernacular governance. Through case approach Kemayoran Quadrant A, expected increase understanding introduce term governance At same time, provide an how practice affects negotiation process, pattern areas, so can survive 'allowed' exist midst communities with diverse interests socioeconomic status.Abstrak: Pedagang kaki lima (PKL) sebagai representasi dari usaha privat ekonomi informal, sepertinya menjadi permalasahan abadi perkotaan di kota-kota besar maupun lain Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang mengintervensi ruang publik kota, yakni trotoar dan jalan dalam pemanfaatannya melarang usaha-usaha bersifat privat. Namun, ada kalanya keberadaan eksitensi PKL disikapi secara permisif, terlihat bentuk pelanggaran dibiarkan ada. Dalam beberapa penelitian, situasi tersebut didukung karena adanya keterlibatan para aktor publik-privat jaringan meta space atau pun topologi/jaringan ruang. Penelitian disusun pengembangan atas kajian-kajian peneliti terdahulu. Sementara terdahulu telah perkenalkan istilah, penelitian persoalan dikaitkan dengan istilah lain, Melalui pendekatan kualitatif studi kasus pedagang Kuadran diharapkan dapat menambah pemahaman memperkenalkan kajian perkotaan. Sekaligus, untuk memberi terkait bagaimana praktiknya memengaruhi praktik proses negosiasi, serta pola spasial suatu wilayah perkotaan, sehingga bertahan ‘diperbolehkan’ tengah masyarakat beragam kepentingan status sosialnya.